Di suatu daerah perumahan di pinggir kota, tinggallah dua orang kakak beradik, umur 8 dan 10 tahun.
Kedua
anak itu terkenal dengan kenakalannya yang luar biasa. Kalau ada
sesuatu yang tidak beres terjadi di lingkungan tsb. pastilah karena ulah
mereka. Orang tua kedua anak ini betul-betul sudah kuwalahan dan tidak
sanggup lagi menangani mereka. Ketika mendengar ada seorang pendeta yang
sering menangani kasus anak nakal, maka ibu ini segera berembug dengan
suaminya supaya pendeta itu berbicara dengan kedua anak mereka. Suaminya
langsung saja setuju:
"Cepat lakukan sebelum aku membunuh anak-anak bejat itu!"
Ibu
itu segera pergi kepada pendeta dan menyatakan niatnya. Pak Pendeta
setuju, tapi minta supaya ia bisa berbicara terlebih dahulu dengan anak
yang berumur 8 tahun sendirian. Maka dikirimlah anak itu kepada pak
Pendeta.
Bertemulah mereka, pak Pendeta duduk di belakang meja
yang sangat besar dan berhadapan dengan anak nakal itu. Selama 5 menit
pertama mereka hanya duduk berhadapan dan saling menatap satu dengan
yang lain. Tapi akhirnya, pendeta menunjuk dengan jari telunjuknya
persis ke muka anak itu, dan bertanya:
"Di mana Tuhan?"
Anak
itu melihat ke bawah meja, ke sudut ruangan, dan ke seluruh penjuru
tempat, tetapi dengan diam seribu kata. Sekali lagi dengan suara keras
pendeta menunjuk ke arah anak itu danbertanya:
"Di mana Tuhan?"
Lagi-lagi
anak itu mencoba melihat ke seluruh ruangan dan tetap tidak erbicara
apa-apa. Untuk ke tiga kalinya, dengan suara yang lebih keras dan tajam,
pendeta menunjuk jari telunjuknya tepat di depan hidung anak itu, dan
bertanya:
"Di mana Tuhan?"
Anak itu menjadi panik, lalu lari
tunggang langgang pulang ke rumah. Ketika bertemu dengan kakaknya, ia
cepat-cepat menarik kakaknya ke ruangatas, di tempat dimana mereka biasa
merencanakan akal busuk mereka.
Akhirnya anak itu berkata: "Wah, celaka, Kak, kita ada dalam masalahbesar!"
Kakaknya bertanya: "Apa maksudmu kita ada dalam masalah besar?"
Anak itu menjawab: "Kayaknya Tuhan hilang, dan mereka pikir kitalah yang mencurinya...!"
0 komentar:
Posting Komentar