Jam setengah tujuh pagi di sekolah. Para siswa SMU Jiwakelana
berdatangan. Namun Pagi yang sejuk tiba-tiba berubah sedikit tak sedap.
Semua hidung berusaha mencari asal bau tersebut. Dan akhirnya semua
pada bubar ketika diketahui ternyata bau tersebut berasal dari mulut
seorang anak yang berteriak-teriak.
Jodi…woi Jood!!, Seorang anak
berlari menyusuri koridor sekolah. Jodi membalikkan badan,
pandangannya menjangkau arah suara nyempreng yang tak asing dia denger.
Heh..hh..hhhh. Nafas Saepul ngos-ngosan. “Jod!”
“tunggu pul,” Jodi langsung motong. ”ngeliat ente kayak gini aku jadi pengen ngasih tebak-tebakan”.
“halah, gak nyambung… tebak-tebakannya lain kali aja Jod..ada berita penting”
“nggak
bisa..salah ente sendiri bikin aku inget sama tebak-tebakan”. Memang
kawan, tebak-tebakan sudah kayak jadi kebutuhan pokok buat Jodi. Sehari
saja dia gak ngasih tebak-tebakan, mending gak makan pake tangan kiri
katanya (yee..emang gitu)
“AARRGGH..MAKSA BANGEETZ SEH LO!” Saepul dongkol.
“coba
tebak ya..kalo kecoak kan bernafas dengan corong hawa, kalau ikan
berenang bernafas dengan insang, nah kalau orang mbecak bernafas dengan
apa hayo?
“ya jelas tetep pake paru-paru, lah!!” Saepul ngejawab pasrah.
“Salah!”
“trus apa dong?”
“ hihi..” Jodi ketawa penuh kemenangan “orang mbecak ya bernafas dengan ngos-ngosan tauk! Hehe..persis kayak elo tuh!!”
“Ah, jayus” Saepul mendengus.
“Gue minta tolong, Jod”
“Apaan”
“Ada teman kita yang mau bunuh diri”
“becanda”
“sumpah”
“ngaco”
“serius”
“hihi..huhu..”
“SUMPAAAAAAAH!!!”
Seketika
Jodi kaget. Saepul murka. Jodi ngeliat lubang idung saepul membesar
hingga kelihatan dua butir upil yang menempel di langit-langit
hidungnya. Janggut tiga helai yang mnggelantung pasrah di dagunya ia
urut-urut penuh penghayatan. Ritual seperti itu, menunjukkan Saepul
tidak sedang maen-maen kawan.
“OK, OK, Aku serius Pul, ss..siapa yang mau dikebiri, eh, bunuh diri?”
Saepul menunjukkan sepucuk surat. Di dalamnya tertera tulisan semacam puisi.
HIDUPKU TANPA CINTAMU
BAGAI MALAM TANPA BINTANG
CINTAKU TANPA SAMBUTMU
BAGAI PANAS TANPA HUJAN
DIAMKU TANPA BAYANGMU
BAGAI CELANA TANPA RESLETING (KEBAYANG NGGAK, MALU KAN?, ITULAH GUE SEKARANG MAIMUNAH!
MALU NGEJOMBLO MELULU)
GERAKKU TANPA HADIRMU
BAGAI CACING KEPANASAN (ARTINYA ELO MESTI JAGA GUE SAY!)
“Pul,
ngapain aku kamu suruh mbaca puisi murahan macam begini!”, Jodi emosi.
Jodi paling benci sama cowok-cowok sok romantis berotak picis macam si
penulis itu.
“sebentar Jod, lanjutan di bawahnya”
KINI, AKU SENDIRI
NESTAPA TANPA BIDADARI
OKE, KALAU BEGITU AKU PILIH MATI
MATI SAJA AKU..
AKU, MATI SAJA..
MATI, AKU SAJA..
AGAR KAU TAHU BAHWA AKU CINTA BERAT SAMA KAMU
MATI SAJA AKU..
AKU, MATI SAJA..
MATI, AKU SAJA..
AGAR KAU TAHU BAHWA AKU CAYANG BANGET SAMA ELO
NB
: SIAPAPUN YANG NERIMA SURAT INI, KETAHUILAH GUE SERIUS MAU BUNUH
DIRI, DAN KALO ELO NIAT BANTU GUE DATANGLAH TANGGAL 8 JAM 8 PAGI DI
BELAKANG SEKOLAH. TAPI KALO SITU NGGAK NIAT, TOLONG KASIHKAN TEMAN ATAU
SIAPAPUN YANG NIAT BANTU GUE.
TAPI GUE PESEN, KALO ELO NGGAK
DATANG BAKALAN RUGI. DISITULAH NANTI SEJARAH CINTA ROMEO & JULIET
TERUKIR KEMBALI..JADI DATENG YA! DON’T MISS IT LOH!
SALAM KEMATIAN , JAS BUS (Alias Jasimin Bustomi)
“hwa..hwa..hwa hahaa..”
“ih, kok ketawa”
“puul..pul, orang kayak gini masak elo percaya mau bunuh diri”
“Gue
tau bener anak ini Jod, gue kenal wataknya, kalo udah sakit hati apa
aja dilakuin, pernah karena ngeliat pacarnya jalan sama orang lain
tiba-tiba dia makan PASIR!!”
“ih, gila”
***
Allohu Akbar..Allohu Akbar..Allohu Akbar..
Takbir
berkumandang dari corong tua Masjid Sekolah. Hari ini adalah hari Raya
Idul Adha. Hampir semua siswa JIWAKELANA ngelakuin sholat IED di
sekolah. Jodi tampil necis dengan baju takwa hijau muda plus semerbak
parfum hajarul aswat warisan engkongnya.
Jodi dan Saepul duduk
berdampingan di shoff dua. Tampak mereka berdua tak begitu fokus
dengerin khutbah dari penceramah. Pikiran mereka melayang sama anak
yang merencanakan bunuh diri kemarin. Ya, hari ini tanggal delapan dan
nanti jam delapan mereka berdua harus melakukan sesuatu yang penting
yaitu menyelamatkan satu nyawa manusia. Saking kalutnya, sampe-sampe
janggut tiga helai Saepul melinting kayak per karatan.
Jarum Jam menunjukkan delapan kurang lima belas. Sudah dua jam lebih penceramah berkhutbah.
Tampaknya
si pak Ustadz hobi banget bicara. Bahkan topik sudah berpindah lebih
lima kali. Pertama tadi bahas tentang perjuangan Nabi Ibrahim. Terus
lanjut ke kisah para nabi mulai nabi Adam hingga Nabi Muhammad. Terus
loncat ke tema peranan siswa dalam momen Idul Adha. Trus
disambung-sambungin ke tema peranan siswa dalam dunia teknologi. Terus
dengan rada maksa lanjut lagi ke peranan siswa dalam ilmu pengetahuan.
Trus sekarang bahas krisis ekonomi global. Pak Ustadz berapi-api. Tapi
para siswa sudah ada yang mendengkur rapi bahkan beberapa anak melarikan
diri. Sementara dibelakang beberapa anak usil berseru-seru kaya orang
disiksa, “ampun..ampuun..cukup pak..cukup!”
Akhirnya jam
delapan lebih lima khutbah selesai. Jodi dan Saepul bergegas ke halaman
belakang sekolah. Dia berkejaran dengan waktu agar tak terjadi
pertumpahan darah.
Dan benar, dilihatnya seorang anak sedang mondari-mandir kebingungan. Di tangannya ada sepucuk pistol.
Jodi dan Saepul menghampiri.
“Jangan mendekat!”. Pistol diarahkan ke kepalanya.
“hei gue tahu itu mainan, cuy” tukas Saepul
“Iye
emang ini mainan, tapi kalo yang ini..hyaat..hyaa!!” Jas Bus melempar
pistolnya dan mengambil sebilah pisau dari punggungnya. Sejurus
kemudian pisau itu diarahkan ke lehernya sendiri. Bener-bener stress
nih anak.
“eit sebentar..sebenter. apa lo udah mempertimbangkan masak-masak rencana lo“
“AAH, POKOKNYA GUE MAU BUNUH DIRI”
“tenang kawan..jangan gegabah, kasihan orang tuamu”, Jodi sampe memelas.
“POKOKNYA GUE MAU BUNUH DIRI..JANGAN DIHALANGIN”
Tiba-tiba…
“YA..JANGAN DIHALANGIN..BIARIN AJA DIA MATI” Sebuah suara muncul di tengah-tengah mereka bertiga.
Sohib muncul dari arah belakang Jas Bus.
“elo
pengen bunuh diri..lakuin aja..lakuin.ayo..kalau perlu gue bantu.
Mariin pisaunya gue yang bantu nancepin”, Sohib menampakkan muka serius.
“ee..ee..e”, Digituin mental si Jas Bus jadi down. Dia ngeper. Ternyata di luar dugaan Sohib malah mempersilakan kayak gitu.
Lantas
dengan sedikit menampilkan aksi pencak silat, pisau di tangan Jas Bus
berhasil pindah ke tangan Sohib secepat kilat. Dan dengan sigap Saepul
dan Jodi memegangi kedua tangan Jas Bus.
“Kamu mau bunuh
diri?..apa kamu gak mikir nasib kamu di kubur dan akhirat hah!” Sohib
rada emosi, “orang yang mati dengan cara bunuh diri tidak ada yang
lebih layak baginya kecuali NERAKA JAHANNAM!!”
“Gue sakit hati, hib..hiks..hiks” Jas Bus merengek.
“Tapi
kamu pikir bunuh diri menyelesaikan masalah..ketahuilah, siksa yang
akan kamu dapati akan lebih keras sampai-sampai kamu akan merasa sakit
hati di dunia itu seperti belaian wanita saja”
“Jalan keluarnya
bukan cara begini, kawan “ Sohib memegang pundak Jas Bus. “mendekatlah
kepada Sang Pemilik Cinta, Alloh subhanahu wa ta’la, jika engkau
mencintai Alloh, Dia tidak akan pernah menolak cintamu..dan ketahuilah
cinta kepada Alloh akan membuat orang lain cinta padamu. Dan cinta
kepada Alloh akan memberikan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat”
Jas Bus menunduk menahan malu.” kalian beruntung..masih muda sudah bisa merasakan nikmatnya hidup dekat dengan Alloh”.
“Alhamdulillah,
semua orang bisa kawan, tak peduli ia tua atau muda. Karena Alloh Maha
Mencintai, Maha Pemberi Petunjuk, Maha Mengampuni, Dia akan datang
kepada kita lebih cepat dari langkah kaki kita”.
“iye, cuy..hidup
hanya sekali, kalopun mati jangan mati sia-sia..matilah dengan
mulia,..orang tua ridha, bekal sudah cukup dan khusnul khotimah, dan
akhirnya masuk jannah” Sahut Saepul.
***
Pagi itu akhirnya tetap terjadi pertumpahan darah.
Tapi
nggak, darah yang ini adalah darah berkah yang berasal dari Sapi dan
Kambing Qurban yang “dibantai” bareng-bareng sama anak-anak masjid.
Selanjutnya mereka sibuk membungkusi daging qurban itu buat diserahkan
kepada kaum dhuafa sekitar. Diantara mereka ada Jas Bus, ia nampak
begitu ceria bersama teman-teman Rohis.
0 komentar:
Posting Komentar